Keninglebar.com – Dalam dua dekade terakhir, teknologi perfilman berkembang pesat, menghadirkan karya visual yang kaya akan efek dan umumnya berdurasi lebih dari satu jam. Namun, sebelum mencapai titik ini, film telah melalui sejarah panjang sebagai bagian dari evolusi teknologi. Sejak abad ke-19, setelah Revolusi Industri, dunia perfilman mulai mengalami kemajuan yang signifikan.
Dilansir dari YouTube @risyadanson, sejarah film dimulai dengan Roundhay Garden Scene. Film pendek berdurasi 2,11 detik yang dibuat oleh Louis Le Prince pada 14 Oktober 1888 di Oakwood Grange Road, Roundhay, Leeds, Inggris. Film ini menampilkan beberapa orang berjalan di taman dan direkam menggunakan kamera lensa tunggal dengan kecepatan 12 frame per detik.
Meski demikian, film komersial pertama yang diakui secara luas adalah Workers Leaving the Lumière Factory, yang diproduksi oleh Lumière bersaudara pada tahun 1895. Film berdurasi 46 detik ini direkam menggunakan alat bernama cinematograph dan menampilkan para pekerja yang keluar dari pabrik.
“Jadi pabrik Lumiere itu, ditaruh kamera di depannya ada orang pulang dari pabrik lalu lalang. Itu doang rekamannya,” ujar Risyad dalam kanal YouTubenya..
Di Indonesia, film pertama yang tercatat dalam sejarah adalah Loetoeng Kasaroeng (1926), yang diadaptasi dari cerita rakyat Jawa Barat.
Film bisu ini diproduksi oleh NV Java Film Company dan disutradarai dua sineas Belanda, G. Kruger dan L. Heuveldrop. Sekalipun disutradarai orang asing, para pemeran dalam film ini adalah pribumi. Menjadikannya film pertama yang melibatkan aktor dan aktris Indonesia.
“Jadi kalau di barat itu kodok kalau di indo itu monyet,” tambahnya.
Film Loetoeng Kasaroeng pertama kali ditayangkan di Bioskop Majestic, Jalan Braga, Bandung, pada 31 Desember 1926 hingga 6 Januari 1927.
Promosi dengan Cara Unik
Sebelum pemutaran, promosi dilakukan dengan cara unik, yakni menggunakan kereta kuda yang berkeliling kota membawa poster film dan membagikan selebaran kepada masyarakat. Pawai ini menjadi hiburan tersendiri, terutama bagi anak-anak.
“Tapi setelah gue cek cek, ada antropologi Amerika. Dia ngomong film Indonesia sebelum tahun 1950 itu sudah termasuk film yang hilang itu sudah tidak ada. Jadi paling banter sekarang cuma cuplikan cuplikan doang,” ujar Son, YouTuber lainnya.
Pemutaran film dijadwalkan pukul 19.30 dan 21.00 WIB. Sebelum film diputar, pihak pengelola bioskop menyewa orkes musik mini untuk memainkan lagu-lagu ceria di pelataran bioskop guna menarik perhatian penonton.

Film Loetoeng Kasaroeng sendiri mengandung pesan moral untuk tidak menilai seseorang hanya dari penampilannya.
Kisah ini menceritakan Purbasari yang diejek karena memiliki kekasih seekor lutung bernama Guru Minda. Sementara kakaknya, Purbararang, bangga dengan kekasihnya, Indrajaya, yang merupakan seorang manusia.
Namun, pada akhirnya terungkap bahwa Guru Minda sebenarnya adalah seorang pangeran tampan, titisan Dewi Sunan Ambu, yang jauh lebih rupawan dibandingkan Indrajaya.
Karena popularitasnya, film ini sempat dibuat ulang dua kali, yaitu pada tahun 1952 dan 1983, menunjukkan bahwa kisah Loetoeng Kasaroeng tetap relevan dan menarik bagi berbagai generasi.