Kisah Survival Enam Remaja Tongan yang Terdampar di Pulau Terpencil
Keninglebar.com – Pada tahun 1965, enam remaja asal Tongan mencuri perahu sepanjang 24 kaki (7,3 m) dan melarikan diri dari sekolah asrama mereka. Tanpa persiapan matang, mereka terdampar di pulau tak berpenghuni, Ata, setelah perahu mereka hancur diterjang badai. Selama 15 bulan, mereka bertahan hidup dengan kerja sama dan ketahanan luar biasa sebelum akhirnya diselamatkan oleh nelayan Australia, Peter Warner, pada 1966.
Kisah dimulai ketika remaja itu bersandar untuk bermalam sekitar 5 mil (10 km) di utara Tongatapu. Badai kencang menghancurkan tali jangkar perahu mereka, merusak layar dan kemudi.
Terombang-ambing selama delapan hari, mereka berjuang menguras air dari perahu yang hampir tenggelam. Setelah menempuh sekitar 320 km ke arah barat daya, mereka melihat Pulau Ata.
Tanpa perahu, mereka berenang ke daratan selama 36 jam, menggunakan papan yang tersisa dari reruntuhan.
Di pulau terpencil tersebut, mereka membangun rutinitas ketat untuk bertahan hidup. Mereka membentuk sistem rotasi tugas untuk berkebun, berburu, dan memasak.
Uniknya, api yang mereka nyalakan tetap hidup selama lebih dari setahun. Tanpa sumber air tawar, mereka mengumpulkan air hujan di batang pohon dan menjaga hidrasi dengan memanfaatkan kelapa.

Keluarga mereka sudah menyerah dan menganggap mereka telah tewas. Bahkan sempat mengadakan upacara pemakaman karena menganggap mereka telah tewas. Namun, kerja sama dan semangat bertahan hidup membawa mereka pulang dengan selamat.
Kisah ini tidak hanya menunjukkan betapa bahayanya laut. Tetapi juga menyoroti kemampuan manusia beradaptasi dan bekerja sama untuk bertahan hidup.
Berbeda dengan narasi fiksi “Lord of the Flies”, para remaja asal Tongan ini menunjukkan bahwa dalam situasi sulit, kebersamaan dapat mengatasi keadaan paling sulit sekalipun.
Mereka berhasil membangun komunitas kecil yang kuat, bertahan lebih dari setahun di pulau terpencil, hingga akhirnya diselamatkan. Kisah inspiratif ini mengingatkan kita pada pentingnya solidaritas dalam menghadapi tantangan hidup.
Post Comment